CONTOH APLIKASI SEDERHANA
A. PENGERTIAN PHOTODIODE
Photodiode atau dalam bahasa indonesia disebut dengan dioda foto adalah komponen elektronika yang dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik. Dioda Foto merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan tergolong dalam keluarga dioda. seperti dioda pada umumnya, Photodiode atau Dioda foto ini memiliki dua kaki terminal yaitu kaki terminal katoda dan kaki terminal anoda,namun Dioda foto memiliki Lensa dan Filter Optik yang terpasang dipermukaannya sebagai pemdeteksi cahaya.
Cahaya yang dapat dideteksi oleh dioda Foto diantaranya seperti cahaya matahari,cahaya tampak, sinar inframerah, sinar ultra-violet hingga sinar X. oleh karena itu, Photodiode atau Dioda foto yang dapat mendeteksi berbagai cahaya ini telah banyak diaplikasikan ke berbagai perangkat elektronika dan listrik seperti penghitung Smoker detector
Sebuah detector asap adalah perangkat yang mendeteksi asap,biasanya sebagai indikator kebakaran. Pada detektor rumah tangga, yang dikenal sebagai alarm asap, umumnya mengeluarkan alarm suara atau visual lokal dari detektor itu sendiri.
Detektor asap biasanya ditempatkan di disk berbentuk plastik kandang sekitar 150 milimeter (6 in) dengan diammeter dan 25 milmeter (1 in)tebal,namun bentuknya dapat bervariasi oleh produsen atau lini produk.
Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk kedalamnya. Asap memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke chamber) seiring dengan menignkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke denity) telah melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka Smoke memerlukan tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari panel Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya meggunakan 2 kabel saja. Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus minus 12VDC-nya disupply dari panel alarm biasa sementara sinyalnya disalurkan pada dua kabel sisanya. Area proteksinya mencapai 150m untuk ketinggian plafon 4m.
C. JENIS SMOKE DETECTOR
1. IONISATION SMOKE DETECTOR
Bekerja berdasarkan tumbukan pruang artikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam detector (smoke chamber). Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk ruang keluarga dan ruangan tidur.
Ionisation Smoke Detector bekerja berdasarkan proses ionisasi molekul udara oleh unsur radioaktif Am (Americium241). Bahan ini digunakan sebagai pembangkit ion di dalam ruang detector. Dalam detector terdapat dua plat yang masing-masing bermuatan positif dan negatif. Ion bermuatan positif akan tertarik ke plat negatif, sedangkan ion negatif tertarik ke plat positif. Proses ini akan menghasilkan sedikit arus listrik yang dikatakan "normal". Manakala asap kebakaran masuk, terjadilah tumbukan antara partikel asap akan dimuati oleh ion positif dan sebagian agi oleh ion negatif. Oleh karena ukuran partikel asap lebih besar dan jumlahnya lebih banyak daripada molekul udara (yang terionisasi tadi), maka arus ion yang sebelumnya "normal" tadi, kini akan mengecil akibat terhalang oleh partikel asap. Jika sudah melampaui batas ambangnya, maka terjadilah kondisi "alarm.
Oleh karena faktor kelembaban dan tekanan udara sering memberikan efek yang sama seperti asap, sehingga dapat mengganggu kerja detector ini, maka dibuatlah detector yang memakai dua ruang (dual chamber). Dual chamber terdiri dari dua ruang, masing-masing dinamakan Reference Chamber yang berhubungan langsung dengan udara luar dan sensing Chamber yang berhubungan dengan Reference Chamber. Rangkaian elektronik memonitor kondisi kedua ruang tersebut. Jika arus ion di kedua ruangan tersebut stabil, maka dikatakan kondisi "normal". Kelembaban dan tekanan udara hanya terjadi di Reference Chamber saja. Jika asap masuk ke Sensing Chamber. maka arus ion menjadi tidak seimbang. Ini akan menyebabkan kondisi alarm. Kendati demikian, ada saja faktor yang bisa mengganggu kinerja detector dual chamber ini, diantaranya: debu , kelembaban berlebih (kondensasi), aliran udara keras dan serangga kecil. Faktor tersebut bisa salah terbaca oleh detector, sehingga disangka sebagai asap
C. JENIS SMOKE DETECTOR
1. IONISATION SMOKE DETECTOR
Bekerja berdasarkan tumbukan pruang artikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam detector (smoke chamber). Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk ruang keluarga dan ruangan tidur.
Ionisation Smoke Detector bekerja berdasarkan proses ionisasi molekul udara oleh unsur radioaktif Am (Americium241). Bahan ini digunakan sebagai pembangkit ion di dalam ruang detector. Dalam detector terdapat dua plat yang masing-masing bermuatan positif dan negatif. Ion bermuatan positif akan tertarik ke plat negatif, sedangkan ion negatif tertarik ke plat positif. Proses ini akan menghasilkan sedikit arus listrik yang dikatakan "normal". Manakala asap kebakaran masuk, terjadilah tumbukan antara partikel asap akan dimuati oleh ion positif dan sebagian agi oleh ion negatif. Oleh karena ukuran partikel asap lebih besar dan jumlahnya lebih banyak daripada molekul udara (yang terionisasi tadi), maka arus ion yang sebelumnya "normal" tadi, kini akan mengecil akibat terhalang oleh partikel asap. Jika sudah melampaui batas ambangnya, maka terjadilah kondisi "alarm.
Oleh karena faktor kelembaban dan tekanan udara sering memberikan efek yang sama seperti asap, sehingga dapat mengganggu kerja detector ini, maka dibuatlah detector yang memakai dua ruang (dual chamber). Dual chamber terdiri dari dua ruang, masing-masing dinamakan Reference Chamber yang berhubungan langsung dengan udara luar dan sensing Chamber yang berhubungan dengan Reference Chamber. Rangkaian elektronik memonitor kondisi kedua ruang tersebut. Jika arus ion di kedua ruangan tersebut stabil, maka dikatakan kondisi "normal". Kelembaban dan tekanan udara hanya terjadi di Reference Chamber saja. Jika asap masuk ke Sensing Chamber. maka arus ion menjadi tidak seimbang. Ini akan menyebabkan kondisi alarm. Kendati demikian, ada saja faktor yang bisa mengganggu kinerja detector dual chamber ini, diantaranya: debu , kelembaban berlebih (kondensasi), aliran udara keras dan serangga kecil. Faktor tersebut bisa salah terbaca oleh detector, sehingga disangka sebagai asap
2. PHOTOELECTRIC TYPE SMOKE DETECTOR (OPTICAL)
Bekerja berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector oleh adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu. Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari kobaran api kecil, sehingga cocok untuk di hallway (lorong) dan tempat-tempat rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm dan karenanya boleh diletakkan di dekat dapur
Keterangan :
1. Optical Chamber
2. Cover
3. Case Moulding
4. Photodiode (detector)
5.Infra Red LED
Photoelectric (Optical) Smoke Detector bekerja berdasarkan perubahan cahaya di dalam ruang detector (chamber) disebabkan oleh adanya asap dengan kepadatan tertentu. Berdasarkan prinsip kerjanya, kita kenal daua jenis optical smoke, yaitu:
1. Light Scattering. Prinsip ini yang banyak dipakai oleh smoke detector saat ini. Terdiri atas light- emitting diode (LED) sebagai suber cahaya dan photodiode sebagai penerima cahaya. LED diarahkan ke area yang tidak terlihat oleh photodiode. Jika ada asap yang masuk, maka cahaya akan dipantulkan ke photodiode, sehingga menyebabkan detector bereaksi
2.Light Obscuration. Prinsip ini mirip dengan cara kerja beam sensor pada alarm. Cahaya yang terhalang oleh asap menyebabkan detector mendeteksi. Prinsip ini pula yang digunakan pada smoke detector jenis infra red beam, sehingga bisa mencapai panjang hingga 100m.
D. VIDEO
https://www.youtube.com/watch?v=RpmBvhHPkYU








No comments:
Post a Comment